Cari Blog Ini

Selasa, 02 April 2013

Catatan Kaki



Catatan Kaki

            Catatan kaki adalah keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan (Gorys Keraf, 1994:193). Catatan kaki dapat berupa rujukan bahan penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan tambahan.

A. Fungsi Catatan Kaki :

1. Catatan kaki yang berupa referensi

a. Fungsi akademis :

·        Memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian.
·        Pembuktian (rujukan) kutipan naskah.
·        Memperluas makna informasi bahasan dalam naskah.
·      Penunjukan adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran        faktanya.
·        Menunjukan objektivitas kualitas karangan.
·        Memudahkan penilaian sumber data.
·        Memudahkan perbedaan data pustaka dan keterangan tambahan.
·        Mencegah pengulangan tulisan data pustaka.
·        Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi.
·        Memudahkan penyuntingan data pustaka.
·        Menunjukan kualitas kecerdasan akademis penulisnya.


b. Fungsi etika (moral) :

·        Pengakuan dan penghargaan kepada penulis sumber informasi.
·        Menunjukan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
·        Menunjukan kecermatan yang lebih akurat.
·        Menunjukan kesantunan akademis pribadi penulisnya.


c. Fungsi estetika :

·        Mempertinggi nilai keindahan perwajahan (halaman).
·        Membentuk variasi format penulisan.
·        Memberikan kesan dinamis sehingga lebih menarik.
·        Menyenangkan pembacanya.


2. Catatan kaki yang berupa keterangan tambahan
·        
 Memberikan penjelasan (keterangan) tambahan.
· Memperjelas konsep, istilah, definisi, komentar, atau uraian tambahan tanpa mengganggu proses pemahaman uraian.
·        Tidak mengganggu fokus analisis atau pembahasan.
·        Meningkatkan kualitas karangan.
·        Mempertinggi nilai estetika.


B. Tempat Catatan Kaki

1.     Catatan kaki dan uraian pada halaman yang sama pada bagian bawah digunakan dalam skripsi, tesis, disertasi, atau karangan ilmiah formal lainnya.
2.     Catatan kaki pada akhir bab digunakan untuk karangan populer.
3.     Catatan kaki pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang berbentuk artikel untuk surat kabar, jurnal, majalah, laporan yang tidak menggunakan pembagian bab, atau esai dalam buku kumpulan.
//Catatan : Penempatan catatan kaki harus konsisten. Misalnya, penempatan catatan kaki pada halaman pertama. Penempatan ini dilakukan seterusnya dengan cara yang sama sampai dengan halaman terakhir. Jika menggunakan cara penempatan kaki pada bab, cara yang sama harus dilakukan sampai akhir seluruh bab.//

C. Penulisan Catatan Kaki

1.     Catatan kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2.     Antar cacatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3.     Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
4.     Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
5.     Catatan kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dengan nomor satu. Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
6.     Nomor urut angka arab dan tidak diberi tanda apapun.
7.     Nomor urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya fon 10.

Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini :
1.     Nama pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku diikuti koma.
2.     Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
3.     Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma.
4.     Nama penerbit dan angka diapit tanda kurung, diikuti koma.
5.     Nomor halaman dapat disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.).
Contoh penulisan :
1.     William N. Dunn, Analisis Kebijakan Publik, terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32.
2.     Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), 1-40.
3.     Dr. Albert Wijaya, Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukian Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.
4.     Drs. Cosmas Batubara, “Kebijakan Pembangunan Nasional: Sebuah Sumbang Saran,” dalam Prof. Ir. Eko Budirahardjo, MSc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 91-103.


Ibid., Op.Cit., dan Loc.Cit.
            Singkatan ini digunakan untuk memendekan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang lazim.

1.     Ibid (Ibidum)
·        Ibid singkatan kata ibidum berarti di tempat yang sama dengan di atasnya.
·        Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya.
·        Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
·        Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik.
·        Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisannya: Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh penulisan :

·        Peg C. Neuhouser, Legenda Manfaatnya bagi Perusahaan, terj. Teguh Rahardja, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), 13-34.
·        Ibid.
·        Ibid. 53-62.
·        Hernowo, Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 109-130.
·        Ibid, 133-145.
·        Jeff Madura, Pengantar Bisnis terj. Saroyini W.R. Salib, Ph.D. (Jakarta, Salemba Empat), 2-11
·        Ibid.
·        Ibid. 12.

2.     Op.Cit. (Opere Citato)
·        Op. Cit. Singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang telah disebut.
·        Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain.
·        Ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti titik, dan
      
 Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama famili, Op. Cit. nama buku, halaman.

Contoh penulisan :
·        Sucipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, ( Bandung: Alumni, 1976), 111.
·        Daniel Goleman, Emotial Inteligence, (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
·        Bobby DePorter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj. Basyarah Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
·        Rahadjo, Op.Cit., 125.
·        Goleman, Op.Cit.
·        DePorter & Mikne Hernacki, Op.Cit. 203-238.

3.     Loc.Cit. (Loco Citato)
·        Loc.cit. singkatan Loco Citato, berarti di tempat yang telah disebutkan,
·        Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal, ensiklopedi, atau majalah; dan telah diselingi sumber lain.
·        Kutipan bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit. tidak diikuti nomor halaman,
·        Jika halaman berbeda kata loc.cit. diikuti nomor halaman, dan
·        Menyebutkan nama keluarga pengarang,

Contoh penulisan :
·        Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,”Konggres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15.
·        Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurum Imam, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), 1-40.
·        Suwandi, Loc.Cit.
·        Adnan Buyung Nasution, S.H., “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertanahan dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, Msc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992).
·        Suwandi, Loc.Cit.
·        Nasution, Loc.Cit.

Contoh Penulisan ibid., op.cit., dan loc.cit. dalam teks
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, mahasiswa perlu memperhatikan kompetensi dirinya, yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak berdasarkan kompetensi yang berkarakteristik : (1) kompetensi dinamis, (2) kompetensi yang berkembang dari waktu ke waktu, (3) kompetensi keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk profesinya, dan (4) kompetensi yang terukur target pencapaiannya.1 Jika pengembangan kompetensi ini difokuskan pada bidang studi mahasiswa dan berlangsung dengan baik dan terukur dapat dipastikan bahwa salah satu atau beberapa kecerdasan dari tujuh kecerdasan Howard Gardner (kecerdasan linguistic, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinestetik, kecerdasan intrapribadi, kecerdasan spiritual)2 yang diperkaya dengan berbagai jenis kecerdasan dan dapat menghasilkan pemikran inovatif; yaitu keinovatifan kreatif yang spesifik, inovasi yang berkarakteristik, aplikasi inovatif yang dapat diurai ke dalam subindikator: berkarakteristik, sosioekonomis, berkepribadian, berperilaku komunikatif, berkeuntungan relatif, kompleksitas, menghasilkan informasi dan kreativitas berkelanjutan, dan kreativitas baru yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.3 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia (BI), misalnya, dapat menghasilkan berbagai kreativitas baru yang terkait dengan bahasa sebagai sarana pembinaan potensi inovatif bagi kesatuan bangsa, peningkatan pengetahuan dan pengembangan budaya, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai kreativitas seni, penyebarluasan informasi, pengembangan penalaran, dan perwujudan kreativitas baru dalam pengembangan budaya.4 Sejalan dengan hal tersebut berbagai potensi mahasiswa akan berkembang jika pembelajaran berbasis pada Contextual Teaching and Learning.5 Dengan basis ini mahasiswa akan menjadi aktif, menyenangi (menikmati) materi pembelajaran, efektif dalam mencapai target pem,belajaran, dan efisien dalam menggunakan sumber daya. Goleman meyakini bahwa setiap orang dimungkinkan memiliki lebih dari satu jenis kecerdasan. Selain ahli dalam bidang studinya, seseorang dimungkinkan memiliki kecerdasan ganda, bahkan kecerdasan yang berlipat ganda (multiple intelligences).
_________
1.     Sarwiji Suwandi, Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, “Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 1-15.
2.     Daniel Goleman, Emotional Inteligence, (Jakarta: Gramedia, 2001). Hlm. 43-156.
3.     Dahmir Dahlan, “Aktualisasi Diri Dosen” Jurnal Ilmu Pendidikan Parameter Universitas Negeri Jakarta No. 24 Thn. XXII, Desember 2005.
4.     Suwandi, Loc.Cit.
5.     Ibid.
6.     Goleman, Op.Cit.

Referensi Buku, Jurnal, Majalah, dan Surat Kabar

1.     Satu Pengarang
·        Nama pengarang ditulis sesuai dengan nama pengarang pada buku.
·        Setelah nama pengarang diberi tanda koma.
·        Judul dicetak miring.
·        Setelah judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda koma atau titik.
·        Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·        Setelah tanda kurung tutup, diberi koma.
·        Dapat diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanpa kata halaman), nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.

Contoh penulisan :

·        Prof Dr. Gorys Keraf, Komposisi, (Flores: Nusa Indah, 1994), hlm. 63-70.
·        M. Ramelan, Paragraf, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 41-64.
·        Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. 1-20.

2.     Dua Pengarang
·        Kedua pengarang ditulis sesuai dengan nama pengarang di buku, dan diikuti koma.
·        Judul dicetak miring
·        Setelah judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda koma atau titik.
·        Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·        Setelah tanda kurung tutup, diberi koma.
·        Dapat diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanda kata halaman), nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.

Contoh penulisan :

·        E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Presindo, 1996), 121-140.
·        Boby DePoreter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj. Basyarah Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
·        Farid Elashmawi and Philip R. Harris, Multicultural Management, terj. John Tondowidjojo, (Jakarta: Gramedia, 1999) 10-11.

3.     Tiga Pengarang
·        Ketiga nama pengarang ditulis seluruhnya.
·        Tidak menggunakan singkatan et.al. atau dkk. (dan kawan-kawan).
·        Setelah nama pengarang diberi tanda koma.
·        Judul dicetak miring.
·        Setelah judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda koma atau titik.
·        Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·        Setelah tanda kurung tutup, diberi koma.
·        Dapat diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanda kata halaman), nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.

Contoh penulisan :

·        Gibson, Ivancevich, and Donelly, Organisasi Edisi ke-8, terj. Ir. Nunuk Adiarni M.M., (Jakarta: Bina Aksara, 1997), 345-355.
·        Agus Sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Penerbit Aksara Baru, 1982), 120.
·        Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan, Pembinaan Kamampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1999), 41-77.

4.     Lebih dari tiga pengarang
·        Nama pengarang pertama diikuti singkatan dkk. (dan kawan-kawan) atau et.al. (et alli), boleh memilih singkatan et.al. atau singkatan bahasa Indonesia dkk., tetapi harus konsisten, tidak berganti-ganti, Rujukan berbahasa asing, misalnya Inggris, gunakanlah et.al. Jika rujukan bersumber pada bahasa Indonesia gunakan dkk.
·        Antara nama dan singkatan pengarang tidak dibubuhi koma.
·        Nama pengarang diikuti tanda koma,
·        Judul dicetak miring.
·        Setelah judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda koma atau titik.
·        Informasi penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·        Setelah tanda kurung tutup, diberi koma.
·        Dapat diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanda kata halaman), nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.

Contoh penulisan :

·        Arthur J. Keown et.al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2,7th ed. Terj. Caerul D. Djakman, S.E., MBA, dan Dwi Sulistyorini, S.E.,M.M., (Jakarta: Salemba Empat, 2000) 456-458.
·        Canfield, Jack, Mark Victor Hansen, Janifer Read Hawthorne, Marci Shimoff, Chicken Soup for the Women’s Soul, terj. Anton MGS, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), 100.

Institusi sebagi Penulis

·        Biro Pusat Statistik, Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000, (Jakarta: BPS, 1992), 1.
·        Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2004), 1-3.

Terjemahan

·        James C. Vann Horne, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, a.b. Junius Tirok MBA, (Jakarta: Erlangga, 1983), h. 100.
·        Arthur J. Keown et.al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2,7th ed. Terj. Caerul D. Djakman, S.E., MBA, dan Dwi Sulistyorini, S.E.,M.M., (Jakarta: Salemba Empat, 2000) 456-458.


 Artikel dalam Jurnal, Majalah, Surat Kabar

Susunan artikel dalam jurnal :

·        Nomor urut pengarang dengan huruf kecil menggantung, rapat dengan garis margin kiri diikuti nama pengarang, koma.
·        Judul artikel diapit tanda petik diikuti koma.
·        Nama jurnal dicetak miring diikuti koma.
·        Nomor volume diikuti titik dua (:) diikuti nomor halaman, diikuti koma,
·        Bulan dan tahun penerbitan diapit kurung dan diikuti koma, diikuti nomor halaman, dan ditutup dengan titik.

Contoh Penulisan :

·        Bagus Sumargo, “Validitas dan Realibilitas Pengukuran Kemiskinan,” Jurnal Ilmiah Mat Stat, 2:2, (Jakarta, Juli 2002), 137 et.seq.
·        Syamsul Arifin, “Konflik dan Harmonitas Sosial dalam Relasi dengan Sesama,” Jurnal Character Building, I:1, (Jakarta, Juli 2004), 21-33.
·        Nur Hidayat, “Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Fiskal VS Laporan Keuangan Komersial,” Jurnal Perpajakan Indonesia, 1:10, (Jakarta, Mei 2002), 32-39.

Urutan unsur yang dituliskan dalam majalah :
·        nomor urut catatan kaki,
·        nama pengarang,
·        judul artikel (diapit tanda petik),
·        nama majalah (dicetak miring),
·        nomor dan tanggal penerbitan, dan
·        halaman.
Contoh penulisan :
·        Dedi Humaedi, Kiat Perusahaan Hidup untuk Hidup Terus,” Swa Sembada, 16/XX/5-8 Agustus 2004, h. 107-109.

Urutan unsur yang ditulis dalam surat kabar :
·        nama pengarang (kalau tidak ada nama tuliskan halaman pembahasan, misalnya: opini, tajuk),
·        judul artikel (diapit tanda petik),
·        nama surat kabar (dicetak miring), dan
·        tanggal tempat penerbitan.
Contoh penulisan :
·        Usep Setiawan, Pemerintah Baru dan Konflik Agraria,” Kompas 24 September 2004, 4-5.
·        Putut EA, “Rumah Hujan”, Media Indonesia 20 Juni 2004, 13.



D. Singkatan-singkatan
Singkatan-singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan catatan kaki:
·        a.b = Alih bahasa
·        [Sic] = Seperti pada aslinya, digunakan untuk menunjukkan bahwa kesalahan terdapat pada naskah aslinya.
·        Cf. atau conf. = confer, bandingkan
·        Chap. = chapter, bab
·        Dkk. = dan kawan-kawan
·        Ed. Ed. = Editor (penyunting), edisi
·        et seq atau et seqq = et sequent atau et sequentes dan halaman berikutnya
·        et.al. = et alli, dan lain-lain, untuk menggantikan
·        Hlm., hlm., atau h. = pengarang yang tidak disebut
·        Ibid. atau ibid. = ibidum, sama dengan diatasnya
·        Infra= di bawah, lihat pada artikel atau karangan yang sama di bawah
·        Loc.Cit., atau loc.cit. = Loco Citato, pada tempat yang telah dikutip, berfungsi untuk menunjuk kembali sumber dari jurnal, majalah, atau kumpulan esai yang sama yang telah dikutip.
·        OP.Cit., atau op.cit. = Opere Citato, pada karya yang telah dikutip, berfungsi untuk menunjuk kembambali sumber dari buku yang sama yang telah dikutip.
·        Passim = Tersebar disana-sini, bahan yang digunakan berada dalam berbagai sumber.
·        ser. = seri
·        Supra = di atas, sudah disebtu lebih dulu pada teks yang sama
·        Terj. = terjemahan
·        Vol. = volume atau jilid
Sumber :