Catatan Kaki
Catatan kaki
adalah keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman
karangan yang bersangkutan (Gorys Keraf, 1994:193). Catatan kaki dapat berupa
rujukan bahan penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan
tambahan.
A. Fungsi Catatan Kaki :
1. Catatan kaki yang berupa referensi
a. Fungsi akademis :
·
Memberikan
dukungan argumentasi atau pembuktian.
·
Pembuktian
(rujukan) kutipan naskah.
·
Memperluas
makna informasi bahasan dalam naskah.
· Penunjukan
adanya bagian lain dalam naskah yang dapat ditelusuri kebenaran faktanya.
·
Menunjukan
objektivitas kualitas karangan.
·
Memudahkan
penilaian sumber data.
·
Memudahkan
perbedaan data pustaka dan keterangan tambahan.
·
Mencegah
pengulangan tulisan data pustaka.
·
Memudahkan
peninjauan kembali penggunaan referensi.
·
Memudahkan
penyuntingan data pustaka.
·
Menunjukan
kualitas kecerdasan akademis penulisnya.
b. Fungsi etika (moral) :
·
Pengakuan
dan penghargaan kepada penulis sumber informasi.
·
Menunjukan
kualitas ilmiah yang lebih tinggi.
·
Menunjukan
kecermatan yang lebih akurat.
·
Menunjukan
kesantunan akademis pribadi penulisnya.
c. Fungsi estetika :
·
Mempertinggi
nilai keindahan perwajahan (halaman).
·
Membentuk
variasi format penulisan.
·
Memberikan
kesan dinamis sehingga lebih menarik.
·
Menyenangkan
pembacanya.
2. Catatan kaki yang berupa keterangan tambahan
·
Memberikan
penjelasan (keterangan) tambahan.
· Memperjelas
konsep, istilah, definisi, komentar, atau uraian tambahan tanpa mengganggu
proses pemahaman uraian.
·
Tidak
mengganggu fokus analisis atau pembahasan.
·
Meningkatkan
kualitas karangan.
·
Mempertinggi
nilai estetika.
B. Tempat Catatan Kaki
1.
Catatan
kaki dan uraian pada halaman yang sama pada bagian bawah digunakan dalam
skripsi, tesis, disertasi, atau karangan ilmiah formal lainnya.
2.
Catatan
kaki pada akhir bab digunakan untuk karangan populer.
3.
Catatan
kaki pada akhir karangan digunakan untuk karangan yang berbentuk artikel untuk
surat kabar, jurnal, majalah, laporan yang tidak menggunakan pembagian bab,
atau esai dalam buku kumpulan.
//Catatan : Penempatan catatan kaki harus konsisten.
Misalnya, penempatan catatan kaki pada halaman pertama. Penempatan ini
dilakukan seterusnya dengan cara yang sama sampai dengan halaman terakhir. Jika
menggunakan cara penempatan kaki pada bab, cara yang sama harus dilakukan
sampai akhir seluruh bab.//
C. Penulisan Catatan Kaki
1.
Catatan
kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halaman yang sama.
2.
Antar
cacatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
3.
Catatan
kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
4.
Catatan
kaki diketik sejajar dengan margin.
5.
Catatan
kaki jenis karangan ilmiah formal, diberi nomor urut mulai dari nomor satu
untuk catatan kaki pertama pada awal bab berlanjut sampai dengan akhir bab.
Pada setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dengan nomor satu.
Laporan atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
6.
Nomor
urut angka arab dan tidak diberi tanda apapun.
7.
Nomor
urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya fon 10.
Catatan kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis
berdasarkan cara berikut ini :
1.
Nama
pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis
pada buku diikuti koma.
2.
Jika
nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan
gelar tersebut.
3.
Judul
karangan dicetak miring, tidak diikuti koma.
4.
Nama
penerbit dan angka diapit tanda kurung, diikuti koma.
5.
Nomor
halaman dapat disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik
(.).
Contoh penulisan :
1.
William
N. Dunn, Analisis Kebijakan Publik, terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta:
Hanindita, 2001), 20-32.
2.
Abraham
H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta: Pustaka
Binaan Presindo, 1994), 1-40.
3.
Dr.
Albert Wijaya, Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di
Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, MSc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukian
Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.
4.
Drs.
Cosmas Batubara, “Kebijakan Pembangunan Nasional: Sebuah Sumbang Saran,” dalam
Prof. Ir. Eko Budirahardjo, MSc.(Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota,
(Bandung: Alumni, 1992), 91-103.
Ibid., Op.Cit., dan Loc.Cit.
Singkatan ini digunakan untuk memendekan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang lazim.
Singkatan ini digunakan untuk memendekan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang lazim.
1. Ibid (Ibidum)
·
Ibid
singkatan kata ibidum berarti di tempat yang sama dengan di atasnya.
·
Ibid
ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya.
·
Ibid
tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
·
Ibid
diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan
diakhiri titik.
·
Apabila
referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisannya:
Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh penulisan :
· Peg C. Neuhouser, Legenda Manfaatnya bagi Perusahaan, terj. Teguh Rahardja, (Jakarta: Pustaka Binaan Presindo, 1994), 13-34.
·
Ibid.
·
Ibid.
53-62.
·
Hernowo,
Mengikat Makna, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 109-130.
·
Ibid,
133-145.
·
Jeff
Madura, Pengantar Bisnis terj. Saroyini W.R. Salib, Ph.D. (Jakarta, Salemba
Empat), 2-11
·
Ibid.
·
Ibid.
12.
2.
Op.Cit.
(Opere Citato)
·
Op.
Cit. Singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang telah disebut.
·
Merujuk
buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain.
·
Ditulis
dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku diikuti
titik, dan
Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan nama famili, Op. Cit. nama buku, halaman.
Contoh penulisan :
·
Sucipto
Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, ( Bandung: Alumni, 1976), 111.
·
Daniel
Goleman, Emotial Inteligence, (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
·
Bobby
DePorter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj. Basyarah Nasution,
(Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
·
Rahadjo,
Op.Cit., 125.
·
Goleman,
Op.Cit.
·
DePorter
& Mikne Hernacki, Op.Cit. 203-238.
3.
Loc.Cit.
(Loco Citato)
·
Loc.cit.
singkatan Loco Citato, berarti di tempat yang telah disebutkan,
·
Merujuk
sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal,
ensiklopedi, atau majalah; dan telah diselingi sumber lain.
·
Kutipan
bersumber pada halaman yang sama kata loc.cit. tidak diikuti nomor halaman,
·
Jika
halaman berbeda kata loc.cit. diikuti nomor halaman, dan
·
Menyebutkan
nama keluarga pengarang,
Contoh penulisan :
·
Sarwiji
Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi,”Konggres Bahasa Indonesia VIII,
(Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
2003), 1-15.
·
Abraham
H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurum Imam, (Jakarta: Pustaka
Binaan Presindo, 1994), 1-40.
·
Suwandi,
Loc.Cit.
·
Adnan
Buyung Nasution, S.H., “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertanahan dan
Pemukiman di Kota Besar,” dalam Prof. Ir. Eko Budihardjo, Msc.(Ed), Sejumlah
Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992).
·
Suwandi,
Loc.Cit.
·
Nasution,
Loc.Cit.
Contoh Penulisan ibid., op.cit., dan loc.cit. dalam teks
Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang optimal, mahasiswa perlu memperhatikan kompetensi dirinya, yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak berdasarkan kompetensi yang berkarakteristik :
(1) kompetensi dinamis, (2) kompetensi yang berkembang dari waktu ke waktu, (3)
kompetensi keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk profesinya,
dan (4) kompetensi yang terukur target pencapaiannya.1 Jika pengembangan
kompetensi ini difokuskan pada bidang studi mahasiswa dan berlangsung dengan
baik dan terukur dapat dipastikan bahwa salah satu atau beberapa kecerdasan
dari tujuh kecerdasan Howard Gardner (kecerdasan linguistic, kecerdasan
logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinestetik,
kecerdasan intrapribadi, kecerdasan spiritual)2 yang diperkaya dengan berbagai
jenis kecerdasan dan dapat menghasilkan pemikran inovatif; yaitu keinovatifan
kreatif yang spesifik, inovasi yang berkarakteristik, aplikasi inovatif yang
dapat diurai ke dalam subindikator: berkarakteristik, sosioekonomis,
berkepribadian, berperilaku komunikatif, berkeuntungan relatif, kompleksitas,
menghasilkan informasi dan kreativitas berkelanjutan, dan kreativitas baru yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.3 Dalam pembelajaran bahasa Indonesia
(BI), misalnya, dapat menghasilkan berbagai kreativitas baru yang terkait
dengan bahasa sebagai sarana pembinaan potensi inovatif bagi kesatuan bangsa,
peningkatan pengetahuan dan pengembangan budaya, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, berbagai kreativitas seni, penyebarluasan informasi,
pengembangan penalaran, dan perwujudan kreativitas baru dalam pengembangan
budaya.4 Sejalan dengan hal tersebut berbagai potensi mahasiswa akan berkembang
jika pembelajaran berbasis pada Contextual Teaching and Learning.5 Dengan basis
ini mahasiswa akan menjadi aktif, menyenangi (menikmati) materi pembelajaran,
efektif dalam mencapai target pem,belajaran, dan efisien dalam menggunakan
sumber daya. Goleman meyakini bahwa setiap orang dimungkinkan memiliki lebih
dari satu jenis kecerdasan. Selain ahli dalam bidang studinya, seseorang
dimungkinkan memiliki kecerdasan ganda, bahkan kecerdasan yang berlipat ganda
(multiple intelligences).
_________
1.
Sarwiji
Suwandi, Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa
Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi, “Kongres Bahasa Indonesia VIII,
(Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
2003), h. 1-15.
2.
Daniel
Goleman, Emotional Inteligence, (Jakarta: Gramedia, 2001). Hlm. 43-156.
3.
Dahmir
Dahlan, “Aktualisasi Diri Dosen” Jurnal Ilmu Pendidikan Parameter Universitas
Negeri Jakarta No. 24 Thn. XXII, Desember 2005.
4.
Suwandi,
Loc.Cit.
5.
Ibid.
6.
Goleman,
Op.Cit.
Referensi Buku, Jurnal, Majalah, dan Surat Kabar
1. Satu Pengarang
·
Nama
pengarang ditulis sesuai dengan nama pengarang pada buku.
·
Setelah
nama pengarang diberi tanda koma.
·
Judul
dicetak miring.
·
Setelah
judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda
koma atau titik.
·
Informasi
penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·
Setelah
tanda kurung tutup, diberi koma.
·
Dapat
diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanpa kata halaman),
nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.
Contoh penulisan :
· Prof Dr. Gorys Keraf, Komposisi, (Flores: Nusa Indah, 1994), hlm. 63-70.
·
M.
Ramelan, Paragraf, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 41-64.
·
Gorys
Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. 1-20.
2.
Dua
Pengarang
·
Kedua
pengarang ditulis sesuai dengan nama pengarang di buku, dan diikuti koma.
·
Judul
dicetak miring
·
Setelah
judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda
koma atau titik.
·
Informasi
penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·
Setelah
tanda kurung tutup, diberi koma.
·
Dapat
diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanda kata halaman),
nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.
Contoh penulisan :
· E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Presindo, 1996), 121-140.
·
Boby
DePoreter & Mike Hernacki, Quantum Business, terj. Basyarah Nasution,
(Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
·
Farid
Elashmawi and Philip R. Harris, Multicultural Management, terj. John
Tondowidjojo, (Jakarta: Gramedia, 1999) 10-11.
3.
Tiga
Pengarang
·
Ketiga
nama pengarang ditulis seluruhnya.
·
Tidak
menggunakan singkatan et.al. atau dkk. (dan kawan-kawan).
·
Setelah
nama pengarang diberi tanda koma.
·
Judul
dicetak miring.
·
Setelah
judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda
koma atau titik.
·
Informasi
penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·
Setelah
tanda kurung tutup, diberi koma.
·
Dapat
diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanda kata halaman),
nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.
Contoh penulisan :
· Gibson, Ivancevich, and Donelly, Organisasi Edisi ke-8, terj. Ir. Nunuk Adiarni M.M., (Jakarta: Bina Aksara, 1997), 345-355.
·
Agus
Sujanto, Halem Lubis, dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta:
Penerbit Aksara Baru, 1982), 120.
·
Sabarti
Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan, Pembinaan Kamampuan Menulis
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1999), 41-77.
4.
Lebih
dari tiga pengarang
·
Nama
pengarang pertama diikuti singkatan dkk. (dan kawan-kawan) atau et.al. (et
alli), boleh memilih singkatan et.al. atau singkatan bahasa Indonesia dkk.,
tetapi harus konsisten, tidak berganti-ganti, Rujukan berbahasa asing, misalnya
Inggris, gunakanlah et.al. Jika rujukan bersumber pada bahasa Indonesia gunakan
dkk.
·
Antara
nama dan singkatan pengarang tidak dibubuhi koma.
·
Nama
pengarang diikuti tanda koma,
·
Judul
dicetak miring.
·
Setelah
judul buku diikuti informasi buku, subjudul, jilid, edisi; tidak disisipi tanda
koma atau titik.
·
Informasi
penerbitan diapit tanda kurung dengan urutan nama kota, penerbit, dan tahun.
·
Setelah
tanda kurung tutup, diberi koma.
·
Dapat
diikuti kata halaman (disingkat hlm atau h, dapat juga tanda kata halaman),
nomor halaman angka arab, dan diakhiri dengan titik.
Contoh penulisan :
· Arthur J. Keown et.al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2,7th ed. Terj. Caerul D. Djakman, S.E., MBA, dan Dwi Sulistyorini, S.E.,M.M., (Jakarta: Salemba Empat, 2000) 456-458.
·
Canfield,
Jack, Mark Victor Hansen, Janifer Read Hawthorne, Marci Shimoff, Chicken Soup
for the Women’s Soul, terj. Anton MGS, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000),
100.
Institusi sebagi Penulis
· Biro Pusat Statistik, Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Sampai Tahun 2000, (Jakarta: BPS, 1992), 1.
·
Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2004),
1-3.
Terjemahan
· James C. Vann Horne, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, a.b. Junius Tirok MBA, (Jakarta: Erlangga, 1983), h. 100.
·
Arthur
J. Keown et.al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2,7th ed. Terj. Caerul D.
Djakman, S.E., MBA, dan Dwi Sulistyorini, S.E.,M.M., (Jakarta: Salemba Empat,
2000) 456-458.
Artikel dalam Jurnal, Majalah, Surat Kabar
Susunan artikel dalam jurnal :
· Nomor urut pengarang dengan huruf kecil menggantung, rapat dengan garis margin kiri diikuti nama pengarang, koma.
·
Judul
artikel diapit tanda petik diikuti koma.
·
Nama
jurnal dicetak miring diikuti koma.
·
Nomor
volume diikuti titik dua (:) diikuti nomor halaman, diikuti koma,
·
Bulan
dan tahun penerbitan diapit kurung dan diikuti koma, diikuti nomor halaman, dan
ditutup dengan titik.
Contoh Penulisan :
· Bagus Sumargo, “Validitas dan Realibilitas Pengukuran Kemiskinan,” Jurnal Ilmiah Mat Stat, 2:2, (Jakarta, Juli 2002), 137 et.seq.
·
Syamsul
Arifin, “Konflik dan Harmonitas Sosial dalam Relasi dengan Sesama,” Jurnal
Character Building, I:1, (Jakarta, Juli 2004), 21-33.
·
Nur
Hidayat, “Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Fiskal VS Laporan Keuangan
Komersial,” Jurnal Perpajakan Indonesia, 1:10, (Jakarta, Mei 2002), 32-39.
Urutan unsur yang dituliskan dalam majalah :
·
nomor
urut catatan kaki,
·
nama
pengarang,
·
judul
artikel (diapit tanda petik),
·
nama
majalah (dicetak miring),
·
nomor
dan tanggal penerbitan, dan
·
halaman.
Contoh penulisan :
·
Dedi
Humaedi, Kiat Perusahaan Hidup untuk Hidup Terus,” Swa Sembada, 16/XX/5-8
Agustus 2004, h. 107-109.
Urutan unsur yang ditulis dalam surat kabar :
·
nama
pengarang (kalau tidak ada nama tuliskan halaman pembahasan, misalnya: opini,
tajuk),
·
judul
artikel (diapit tanda petik),
·
nama
surat kabar (dicetak miring), dan
·
tanggal
tempat penerbitan.
Contoh penulisan :
·
Usep
Setiawan, Pemerintah Baru dan Konflik Agraria,” Kompas 24 September 2004, 4-5.
·
Putut
EA, “Rumah Hujan”, Media Indonesia 20 Juni 2004, 13.
D. Singkatan-singkatan
Singkatan-singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan
catatan kaki:
·
a.b
= Alih bahasa
·
[Sic]
= Seperti pada aslinya, digunakan untuk menunjukkan bahwa kesalahan terdapat
pada naskah aslinya.
·
Cf.
atau conf. = confer, bandingkan
·
Chap.
= chapter, bab
·
Dkk.
= dan kawan-kawan
·
Ed.
Ed. = Editor (penyunting), edisi
·
et
seq atau et seqq = et sequent atau et sequentes dan halaman berikutnya
·
et.al.
= et alli, dan lain-lain, untuk menggantikan
·
Hlm.,
hlm., atau h. = pengarang yang tidak disebut
·
Ibid.
atau ibid. = ibidum, sama dengan diatasnya
·
Infra=
di bawah, lihat pada artikel atau karangan yang sama di bawah
·
Loc.Cit.,
atau loc.cit. = Loco Citato, pada tempat yang telah dikutip, berfungsi untuk
menunjuk kembali sumber dari jurnal, majalah, atau kumpulan esai yang sama yang
telah dikutip.
·
OP.Cit.,
atau op.cit. = Opere Citato, pada karya yang telah dikutip, berfungsi untuk
menunjuk kembambali sumber dari buku yang sama yang telah dikutip.
·
Passim
= Tersebar disana-sini, bahan yang digunakan berada dalam berbagai sumber.
·
ser.
= seri
·
Supra
= di atas, sudah disebtu lebih dulu pada teks yang sama
·
Terj.
= terjemahan
·
Vol.
= volume atau jilid
Sumber :