Ejaan
Yang Disempurnakan atau yang lebih dikenal sebagai EYD merupakan sebuah pedoman
baku yang menjadi referensi atau rujukan dalam membuat karya tulis, baik yang
bersifat ilmiah maupun non-ilmiah. Ia menjadi sebuah ‘hukum’ yang harus diikuti
oleh semua bentuk karya tulis walaupun sifatnya tidak mengikat, kecuali untuk
karya tulis ilmiah ataupun yang bersifat resmi. Penggunaannya yang sesuai dapat
memberikan estetika kepada karya tulis itu sendiri sehingga karya tulis
tersebut menghadirkan warna-warni karakteristik tulisan yang menarik.
Suatu
karya tulis terbentuk berdasar pada buah pikiran yang dikemas oleh bahasa
dengan hasil akhir berupa suatu karya yang memiliki nilai untuk dijadikan
bagian dari suatu budaya. Bahasa yang berperan sebagai penghubung antara buah
pikiran penulis dengan subyek (dalam hal ini para pembaca) sebaiknya disesuaikan
dengan ketentuan tertentu. Ketentuan tersebut haruslah mempunyai karakteristik
yang kuat sebagai suatu pedoman dalam penulisan karya tulis. Dan dengan
kedudukannya sebagai suatu pedoman, ia harus mempunyai sifat universal, suatu
sifat yang dapat dijadikan panduan umum bagi keseluruhan karya tulis dan dapat
dipahami oleh semua pembaca (yang beragam suku, budaya dan bahasa daerah).
Demikianlah, ketentuan tersebut dikumpulkan dan dibuat menjadi sebuah sebuah
pedoman baku yang dikenal sebagai EYD.
Bahasa
yang digunakan dalam menghubungkan buah pikiran penulis dengan para pembaca di
Indonesia ialah bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu
dan bahasa resmi di Negara Indonesia. Namun, bahasa Indonesia bagi sebagian
besar penuturnya adalah bahasa kedua. Mereka yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia-nya terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai
sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan.
Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan
sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa
Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain serta dengan mudah dapat diketahui daerah asal seorang
penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.
Bila
melihat uraian sebelumnya, dapat diketahui bahwa EYD dan bahasa (dalam hal ini
bahasa Indonesia) adalah suatu hal yang saling berkaitan dan mendukung satu
sama lainnya. Dengan adanya EYD, bahasa menghasilkan rangkaian kata yang dapat
membentuk karya tulis dengan ketentuan yang universal sesuai dengan pedoman
baku tanpa menghilangkan nilai-nilai estetika yang ada. EYD pun tidak dapat
berdiri sendiri tanpa bahasa, EYD membutuhkan bahasa dalam penerapannya di
dalam karya tulis. Seperti di dalam sebuah balapan mobil, mobil balap
membutuhkan lintasan balap untuk melakukan balapan dan lintasan balapan
membutuhkan mobil balap agar terjadi balapan. Itulah gambaran antara
keterkaitan bahasa dan EYD satu sama lainnya.
Sebelum
EYD diumumkan, dipergunakan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik dalam penulisan
karya tulis. Ejaan tersebut diumumkan dan mulai berlaku tanggal 19 Maret
1947. Sebelum Ejaan Soewandi
diberlakukan, berlaku Ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun
dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma'Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim.
Ejaan ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901. Dan sebelum Ejaan Van
Ophuysen, yang berlaku dalam penulisan karya tulis dengan bahasa Melayu,
digunakan huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan huruf Latin dengan ejaan
yang tidak teratur.
Ejaan
menjadi penting sekali artinya dalam keterkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia
untuk kegiatan penulisan karya tulis yang produktif. Dalam penulisan karya tulis seseorang tidak
hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik dan memilih kata yang
tepat, melainkan juga untuk mengeja kata-kata dan kalimat tersebut
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat-surat pribadi dan kalimat catatan
harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Namun, dalam karangan ilmiah,
makalah, dan surat-surat perjanjian, kaidah ejaan harus benar-benar ditaati
dengan sebaik-baiknya.
Sumber :
Wahyu
R. N., Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
jadi fungsinya apa
BalasHapus