Cari Blog Ini

Minggu, 17 Oktober 2010

Individu, Keluarga, dan Masyarakat



                  Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat dan ia juga dapat berarti sebagai bagian terkecil dari suatu kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Individu sendiri berasal dari kata individuum yang berarti tak terbagi sehingga dapat menjadi sebuah sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dengan demikian, individu dapat dikaitkan pula dengan sebutan orang-perorangan atau manusia. Individu sebagai manusia mempunyai ciri khas dan karakteristik tertentu yang akan membentuknya menjadi kepribadian yang tertentu pula. Kepribadian yang terbentuk sedikit banyak tak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, terutama orang-orang di sekitarnya. Namun, walau individu dipengaruhi oleh berbagai faktor, ciri khas dan karakteristik  tertentu yang dimilikinya dengan dominan tetap pada watak dan sifat alaminya. Individu diciptakan oleh Tuhan ( Allah SWT ) dengan membawa tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu rohani, jasmani, dan sosial. Bila salah satu dari ketiga aspek tersebut mengalami gangguan, maka akan mengganggu aspek lainnya.
                   Individu  senantiasa akan dibebani oleh berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup sehingga memunculkan struktur masyarakat yang akan memantapkan masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini, tingkah laku individu berdasarkan pola pribadinya ada tiga kemungkinan, yaitu menyimpang, patuh atau mempengaruhi. Maka, baik atau buruknya pengaruh individu terhadap masyarakat ialah relatif.
             Pertumbuhan secara umum ialah perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan dewasa. Dalam pertumbuhan, individu atau manusia dapat berlaku sebagai subyek atau obyek tergantung pada sudut pandang yang ditinjau.  Pertumbuhan dapat digambarkan ke dalam tiga bentuk aliran sudut pandang, yaitu
a.     Aliran asosiasi - pertumbuhan pada dasarnya ialah proses asosiasi. Pada proses ini, bagian-bagian ialah plot asosiasi primer. Bagian-bagian hadir terlebih dahulu, setelah itu baru akan membentuk keseluruhan. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain yang selanjutnya akan menjadi keseluruhan oleh asosiasi.
b.     Aliran piskologi gestalt - pertumbuhan merupakan proses diferensiasi. Dalam proses ini, keseluruhan hadir terlebih dahulu, selanjutnya baru bagian-bagian yang hadir. Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ialah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu yang beranjak dari secara keseluruhan, setelah itu baru mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
c.      Aliran sosiologi - pertumbuhan ialah sosialisasi yaitu proses perubahan dari mula-mula asosial kemudian disosialisasikan setahap demi setahap.
Pertumbuhan yang senantiasa terkait dengan seorang-perorang atau individu, tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang beragam dan faktor-faktor tersebut, yaitu
a.   Pandangan nativistik - pertumbuhan individu yang hanya dipengaruhi secara genetika.
b.  Pandangan empiristik dan envirnmentalistik - pertumbuhan yang terbentuk karena pengaruh lingkungan sekitar dan sifat genetis tidak berperan sama sekali.
c.   Pandangan konvergensi dan interaksionisme - pertumbuhan yang mula-mula didasarkan pada berpengaruhnya sifat genetis dan lingkungan terhadap individu. Selanjutnya, pandangan ini mengalami pengembangkan bahwa perumbuhan individu merupakan hasil dari interaksi antara sifat genetis dan lingkungannya.
               Pertumbuhan pada individu secara dinamis berkembang dan membentuk suatu satuan masyarakat terkecil sekaligus berbentuk kelompok kecil yang disebut dengan keluarga. Keluarga sebagai bagian dari masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam menjadikan individu menjadi individu. Dalam keseharian hidup, keluarga dengan individu yang membangun di dalamnya mempunyai tugas masing-masing yang harus dijalankan yang biasa disebut juga dengan fungsi keluarga.
      Fungsi keluarga mempunyai beragam fungsi yang dapat dikelompokan ke dalam beberapa bagian, yaitu
a.   Fungsi biologis - penitikberatan berada pada bagaimana orang tua mempersiapkan anaknya dalam memasuki jenjang pernikahan sehingga dapat mewujudkan kehidupan rumah tangga yang harmonis kelak.
b.   Fungsi pemeliharaan - dalam hal ini, sebuah keluarga diharuskan memberikan rasa aman bagi anggota keluarganya sehingga terlindungi dari gangguan-gangguan. Bila fungsi dijalankan dengan baik, maka akan terwujud rasa aman di dalam masyarakat.
c.    Fungsi ekonomi - keluarga sebagai tempat bagi setiap anggotanya diharuskan dapat menyelenggarakan kebutuhan pokok dan melengkapi kebutuhan jasmaniah sehingga dapat berkembang dengan baik.
d.   Fungsi keagamaan - agama sebagai pedoman dasar bagi keluarga merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi agar sesuai dengan fungsi diri sebagai manusia.
e.   Fungsi sosial – dengan fungsi ini diharapkan akan adanya pewarisan kebudayaan kepada generasi penerusnya.
                    Masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang mempunyai tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati di dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang mereka punya itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam kehidupan lingkungan mereka, sehingga membentuk suatu kelompok kehidupan manusia yang khas. Masyarakat juga merupakan kumpulan dari beberapa keluarga yang mendiami suatu wilayah tertentu yang hidup di bawah suatu aturan atau norma tertentu pula. Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat yang terdiri dari beragam keluarga,  masyarakat dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
a.     Masyarakat sederhana
b.     Masyarakat modern
Masyarakat sendiri dapat dibedakan menjadi
a.     Masyarakat non industri - secara garis besar dibedakan kembali menjadi dua, yaitu primary group(keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, rukun tetangga, dan sebagainya) dan secondary group (semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan,ormas yang tidak resmi).
b.     Masyarakat industri - sekelompok masyarakat yang bermata pencaharian dalam bidang industri.
                  Manusia sebagai makhluk individu tidak hanya berarti keseluruhan jiwa dan raga melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap individu itu merupakan pribadi yang khas menurut kepribadiannya. Kepribadian itu sendiri ialah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menetukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kemudian, individu pun beranjak kepada ruang lingkup keluarga.  Keluarga merupakan kelompok primer paling penting dalam suatu masyarakat. Keluarga juga merupakan kelompok dari sebuah ikatan pernikahan antara laki-laki dan perempuan yang berlangsung lama dengan batasan tertentu untuk meneruskan keturunan dan membesarkannya. Keluarga berkembang menjadi suatu kelompok-kelompok yang pada akhirnya membentuk suatu masyarakat. Makna masyarakat itu sendiri berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu digunakan untuk menggambarkan rakyat sebuah negara. Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
                   Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat. Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
                Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu  menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.  Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut. Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok  atau anggota masyarakat.



Studi Kasus :

              Keluarga merupakan unsur terpenting dalam mengembangkan sebuah masyarakat yang aman, damai, dan bertoleransi tinggi. Bila keluarga terbangun dengan baik satu sama lainnya, baik dari sisi internal maupun eksternal, maka akan terbentuk suatu komunitas masyarakat yang sesuai dengan yang diharapkan, tentunya dalam konteks kebaikan. Namun, sering kali dijumpai banyak keluarga yang mengalami kemelut yang tak terselesaikan, bahkan hingga terjadi kekerasan di antara anggota keluarga itu sendiri. Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka kemungkinan besar masyarakat yang terbentuk akan memiliki karakteristik yang sama dengan keluarga yang membentuknya. Menanggapi hal ini, sebuah keluarga sebaiknya harus bisa memainkan peranannya dengan menjaga keharmonisan di antara anggota keluarga itu. Sebuah masalah pasti mempunyai jalan keluarnya, dengan menanamkan pandangan ini, maka sebuah keluarga akan senantiasa terjaga dalam keharmonisan hidup.


Sumber :
1.   Harwantiyoko dan F. Katuuk, Neltje .1997.MKUD ISD.Depok:Universitas Gunadarma.
2.   www.google.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar