Gambaran Sistem Dari Manajemen Proyek
Saat jumlah dan tingkat kerumitan proyek masih terus berkembang, maka manajemen proyek harus semakin perlu diaplikasikan dan diimplementasikan untuk dapat beradaptasi menghadapi masalah – masalah maupun kerumitan yang dihadapi. Sehingga tingkat kerumitan akan semakin berkurang.
Manajer proyek yang dikatakan berhasil harus mempunyai dan mengembangkan banyak ketrampilan dalam memimpin tim mereka melalui praktek langsung. Proyek memiliki beberapa atribut, di antaranya bersifat unik, sementara dan dikembangkan secara bersifat penambahan terus-menerus. Sebuah kerangka bagi manajemen proyek mengandung stakeholder, sembilan bidang pengetahuan, tools dan teknik, dan menciptakan portofolio proyek untuk menjamin kesuksesan perusahaan.
Pemahaman Mengenai Organisasi dan Struktur Dasar Organisasi serta Pengaruhnya Pada Proyek
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,material,mesin, metode, lingkungan),sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
a) Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
b) James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c) Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d) Stephen P. Robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Struktur organisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Variabel Struktur :
a) UKURAN (SIZE) : - Makin besar akan semakin komplek impersonal, semakin lugas , semakin sulit diarahkan, semakin sulit dipadukan.- ukuran menciptakan dilema. - Tak ada yang tahu ukuran yang optimum.
b) JUMLAH TINGKATAN HIRARKHI : - Kalau terlalu banyak bisa timbul kesulitan komunikasi vertikal. - Sebaiknya tak terlalu banyak. - Perhatikan efektivitas komunikasi.
c) STRUKTUR KEWENANGAN : - Orang-orang yang punya kewenangan membuat keputusan bagi organisasi. - Siapa saja yang termasuk dalam struktur ? - Bila hanya satu orang bisa timbul kesulitan. - Pendelegasian wewenang.
d) STRUKTUR KOMUNIKASI : - Variabel yang terpenting. - Dari puncak hirarkhi sampai ke paling bawah. - Juga perlu diperhatikan komunikasi horizontal.
e) STRUKTUR TUGAS : - Sama dengan struktur peranan. - Cara organisasi membagi-bagi tugas/pekerjaan kepada anggota-anggotanya. - Apakah semua pekerjaan terbagi habis ? - Apakah semua anggota mendapat peranan ? - Apakah hanya orang tertentu saja yang berperan ?
f) STRUKTUR STATUS DAN PRESTIS : - Apa yang diperoleh dari organisasi dengan pengorbanan yang diberikan ? - Apakah prestis (gengsi) seseorang akan naik dengan menjadi anggota organisasi ? - Apakah prestis terbagi secara merata ? - Apakah organisasi memiliki jenjang status yang terbuka bagi semua anggota ?
g) JARAK PSIKOLOGIS : - Antara orang yang di puncak (pengambil keputusan) dan orang- orang di bawah (yang melakukan pekerjaan). - Komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarkhi. - Menunjukkan kemudahan komunikasi vertikal effektif/tidak fase dan siklus hidup proyek .
Komitmen Stakeholder dan Top Manajemen Dalam Proyek TI
Stakeholder adalah orang-orang yang terkait dalam aktivitas proyek dan setiap stakeholder mempunyai komitmen untuk bekerja secara professional dan bertanggung jawab dalam setiap manajemen proyek kerja. Stakeholder termasuk tim proyek, manajer proyek, sponsor proyek, maupun user (pengguna).
Phase dan Siklus Hidup Proyek
Ada 6 tahap siklus hidup proyek yaitu: Model Water Fall, System Engineering, Over Lapping Phases, prototyping, joint aplication development, dan herative life cycle.
a) Model Water Fall
Sistem / Information Engineering and Modeling - Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software.
Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak / Software Requirements Analysis - Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software.
Design - Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai.
Coding - Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding.
Testing / Verification - Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan.
Maintenance - Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu.
b) System Engineering
Tahapannya dengan menggunakan OMT (Object Modelling Technique)
Model Objek.
Model Dinamis.
Model Fungsional.
c) Over Lapping Phases
Komunikasi pelanggan - tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
Perencanaan - tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
Analisis Resiko - tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko manajemen dan teknis.
Perekayasaan - tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
Konstruksi dan peluncuran - tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang , dan memberi pelayanan kepada pemakai.
Evaluasi Pelanggan - tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
d) Prototyping
Pengumpulan kebutuhan - Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
Membangun prototyping - Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
Evaluasi protoptyping - Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan.
Mengkodekan sistem - Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
Menguji sistem - Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.
Evaluasi Sistem - Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Menggunakan system - Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
e) Joint Aplication Development
Bussiness Modelling - Tahap ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan informasi.
Data Modelling - Tahap aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan objek data.
Process Modelling - Tahap dimana objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran informasi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi bisnis.
Application Generation - Tahap dimana menggunakan component program yang sudah ada atau membuat komponen yang bisa digunakan lagi.
Testing and Turnover - Tahap pengujian sistem.
f) Herative Life Cycle
Perencanaan (Planning) - Tujuan dari tahap perencanaan adalah untuk menghasilkan rencana kerja (work plan) formal untuk pengembangan sistem
Pendefinisian Knowledge (Knowledge Definition) - Tujuan tahap ini adalah mendefiniskan kebutuhan knowledge dari sistem
Perancangan Knowledge (Knowledge Design) - Tujuan tahap ini adalah menghasilkan rancangan rinci untuk sistem
Koding dan pengujian (Code and Checkout) - Tahap ini menandakan dimulainya pemrograman
Verifikasi Knowledge (Knowledge Verification) - Tahap ini bertujuan untuk menentukan ketepatan, kelengkapan, dan konsistensi sistem
Evaluasi sistem (System Evaluation) - Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus dan bertujuan untuk menyimpulkan apa yang dipelajari dari rekomendasi untuk perbaikan dan peningkatan.
Siklus Hidup Produk
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk.
Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
a) Tahap perkenalan (introduction). Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agresif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
b) Tahap pertumbuhan (growth). Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
c) Tahap kedewasaan (maturity). Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
d) Tahap kemunduran (decline). Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Alternatif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a) Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b) Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
c) Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d) Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
e) Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Konteks Dari Proyek TI
Sebuah fenomena yang unik telah terjadi dalam bidang teknologi informasi. Fenomena ini dapat dilihat pada seluruh aktivitas yang terdapat didalamnya. Hampir seluruh aktivitas yang terkait dengan kegiatan perencanaan, pengembangan dan penerapan teknologi informasi dilakukan melalui aktivitas berbasis proyek. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang bersifat rutin, dimana dalam menyelesaikan aktivitas berorientasi proyek, waktu pelaksanaan kegiatan, sasaran yang ingin dicapai, output yang akan dihasilkan, pihak-pihak yang terlibat, besarnya anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan ditetapkan dengan jelas.
Fenomena diatas mengindikasikan bahwa seseorang yang ingin berhasil dalam meniti karir di dunia IT, harus memiliki kemampuan yang baik dalam bidang manajemen proyek teknologi informasi. Selain diterapkan dalam bidang konstruksi, ilmu manajemen proyek juga tidak kalah pentingnya untuk diterapkan dalam bidang IT. Nilai proyek IT yang cukup besar menyebabkan penanganan proyek-proyek IT harus direncanakan secara matang. Tidak jarang banyak proyek IT yang mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan, jadwal maupun batasan biaya yang telah ditetapkan diawal.
Fungsi Kerja Manajemen Proyek
Manfaat manajemen proyek dilihat dari segi bidang-bidang tertentu yaitu:
a) Planning to Do( Perencanaan Selanjutnya), berfungsi sebagai memberikan gambaran hubungan ketergantungan dan pekerjaan, mengindetifikasi jalur kritis, merencanakan sumber daya, dan mengindentifikasi adanya pemilihan.
b) Pengendalian, berfungsi memberikan dasar-dasar gambaran patokan dalam pengendalian proyek.
c) Lingkup kerja dan masalah yang dihadapi. Berfungsi memberikan dorongan nyata demi terciptanya komunikasi antar pemimpin proyek dan pelaksana proyek dilapangan ,supaya sukses dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Menurut H.Kerzener bahwa sisklus proyek adalah kegiatan dari awal kemudian bertambah macam dan intensitasnya sampai puncak , ke bawah dan ke atas , masing-masing memiliki tahap khusus yang kompleksitas , ukuran dan jadwal yang ditentukan, atau diperlukan. Kompleksitas proyek tergantung pada:
a) Jumlah ragam macam kegiatan.
b) Macam dan jumlah kegiatan didalam suatu proyek dan luar.
Supaya proyek cepat berhasil ada hal yang penting diperhatikan yaitu:
a) konsepsional proyek
b) definisi proyek
c) penyusunan organisasi
d) pelaksanaan proyek
e) penyelesaian proyek.
Setiap akhir pengkajian dan keputusan apakah proyek tersebur dapat dilaksanakan ketahap berikutnya. Hasil dari setiap tahap terdahulu merupakan masukan utama bagi tahap berikutnya.
Keahlian Seorang Manajer Proyek
Seorang manajer proyek harus memiliki keterampilan yang luas hardskill maupun softskillnya. Keahlian yang disarankan yaitu :
a) Keterampilan berkomunikasi yang baik dan cekatan.
b) Keahlian dalam berorganisasi sehingga dapat membuat rencana dan menganalisis masalah.
c) Keterampilan team-building untuk memotivasi dan bekerja sama pada tim proyeknya.
d) Keterampilan teknologi
e) Keterampilan penyesuaian diri yaitu fleksibel, kreatif, sabar serta pantang menyerah.
f) Keterampilan kepemimpinan agar memberikan visi yang besar untuk tujuan proyek tersebut
Karakteristik Dari Manajer Proyek Yang Efektif dan Tidak Efektif
Effective project manager
a) Visioner
b) Kompeten
c) Motivator yang baik
d) Mendukung anggota tim
e) Membuat ide – ide baru
Ineffective project manager
a) Minder
b) Motivator yang buruk
c) Tidak Kompeten
d) Komunikator yang buruk
http://softskillrp3.wordpress.com/2012/01/04/manajemen-proyek-dan-resiko-konteks-manajemen-proyek-dan-it/
http://hendri31.blogspot.com/2011/10/konteks-manajemen-proyek-dan-ti_29.html
http://gerryghost.wordpress.com/2011/10/30/konteks-manajemen-proyek-dan-ti/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar